“The Last
Vibrations from Sapto”
Sapto
Murdowo
Digital
Printing dan Cat Minyak
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXqlye31gCGaM5IyXJ36CgZebamXMY8fWmQnHaSSIYVFhuywYQx1240GgONkx6xRvCZJtWxXNj3U6TdmBPVZv840eOhiBLJEW04wAv1lnpiuuBH6sQZB0zE60-YwGwg3Z4IgkMaiEUy_Y/s320/12.png)
Hal ini pun didukung dengan penggunaan warna dalam lukisan ini,
berbeda dengan lukisan-lukisan karya sapto lainnya. Kali ini Sapto menggunakan
warna-warna yang terkesan sedih, gelap dan monoton seperti hijau, kuning,
coklat dan hitam. Warna kuning yang seharusnya cerah, memberikan semangat,
kegembiraan, keceriaan, dan kebahagiaan.
Tetapi dalam lukisan ini warna kuning yang digunakan terlihat pucat, gelap dan
pudar, hal ini menandakan bahwa semangat, kegembiraan, keceriaan dan
kebahagiaan sudah perlahan menghilang dari diri Sapto.
Warna coklat pun juga hadir pada lukisan ini, tepatnya pada foto
diri Sapto. Entah disengaja ataupun tidak warna coklat menandakan seseorang
tersebut apa-adanya, setia kawan, dan rela melakukan apapun untuk menyenangkan
hati orang disekitarnya. Hal ini juga sejalan dengan dengan kebiasaan Sapto
yang diungkapkan oleh beberapa teman-temannya. Dilain sisi warna coklat juga
menandakan seseorang yang depresi.
Warna coklat diperkuat dengan warna hitam pada lukisan ini. Hitam
menjadi dominasi disini, arti warna hitam pada lukisan ini bila saling
dikaitkan dengan warna lain berarti melambangkan kesedihan, dan murung. Hal ini
juga didukung oleh kondisi yang dialami Sapto sejak ditinggal mendiang ibunya
dan di tahun 2007 dimana Sapto mengalami kecelakaan dan beberapa kali harus
masuk ke rumah sakit.
Warna hijau tetap menjadi dominasi dalam beberapa karya Sapto,
termasuk pada lukisan ini. Karena warna hijau melambangkan sifat dari diri
sapto itu sendiri. Hijau memiliki arti tetang, tabah, sejuk tetapi dibalik itu semua hijau juga
melambangkan suatu kepribadian yang keras. Hal ini tercermin saat Sapto sedang
marah pada anak atau keluarganya, Sapto dikatakan tidak pernah memarahi
anaknya, ia memilih untuk diam. Dengan kediaman tersebut energi gelombang
vibrasi dari Sapto akan sampai pada anak
atau keluarganya, dan mereka akan paham bahwa kediaman Sapto adalah suatu
Kemarahan yang tersembunyi. Warna hijau juga tampak membingkai warna-warna
lainnya, tentu hal ini memiliki arti yang saling berkaitan. Contohnya seperti
warna hijau muda yang membingkai warna hitam dengan ditambahkan garis-garis
yang menimpa warna hitam. Maknanya dibalik ketenagangan diri Sapto sebenarnya
ada kesedihan yang berusaha ia tutupi. Warna hijau membingkai warna kuning dan
sedikit warna hitam didalamnya, maknanya Sapto berusaha mempertahankan sedikit
semangat, kegembiraan, keceriaan, dan kebahagiaan yang ia punya agar tidak
tergantikan oleh kesedihan. Tetapi warna hijau yang membingkai terputus dan
didiominasi warna hitam, maknanya Sapto telah berusaha mempertahankan semuanya
tetapi apadaya kesedihanlah yang lebih kuat dalam menguasai diri Sapto.
EVALUASI :
“The Last Vibration from Sapto“ adalah
lukisan karya terakhir Sapto, mencerminkan apa yang sebenarnya ia rasakan pada
sisa hidupnya. Dengan goresan dan warna yang ia torehkan, Sapto mencoba
menceritakan pesan yang tersirat tersebut kepada siapa saja yang melihat
lukisannya tentang apa yang terjadi pada dirinya. Sapto dengan teknik melukis
abstrak mampu menghasilkan karya-karya yang memliki makna yang dalam tentang
dirinya, orang disekitarnya, serta tentang apa yang ia rasakan melalui apa yang
ia sebut sebagai vibrasi, meskipun orang awam tidak bisa menangkap makna dari
lukisan karya Sapto, tetapi orang awam
pun dapat memahami perbedaan spirit goresan vibrasi atau perbedaan spirit
goresan dari lukisan-lukisan sebelumnya dengan spirit gorsannya pada karyanya yang
terakhir ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar