Senin, 11 Desember 2017

Tugas Kritik Seni - Bachtiar Oktavianto - 15206241020

       “TUGAS KRITIK SENI”


Seniman                 : Susapto Murdowo
Judul Lukisan    ii : Amorphous 2
Ukuran             iiii : 90 x 80 cm
Media                     : Oil Color On Canvas
Tahun                iiiiiiii  : 2007

Dalam karya seni lukis yang di buat oleh Susapto Murdowo dengan judul Amorphous 2 yang berukuran 90 x  80 cm dengan menggunakan cat minyak yang di buat susapto tahun 2007. Proses penciptaannya terlihat penuh ekspresi dengan corak vibration ( getaran ) dengan warna yang cenderung gelap warna yang digunakannya. Ada yang menarik dari proses kreatif susapto murdowo ini setiap lukisannya mengalami perubahan dari karya- karya sebelumnya, perubahan ini menunjukan adanya benang merah yang menghubungkan antara karya susapto yang lama dengan yang baru. Itu tampak jelas jika di amati secara teliti dalam pilihan warna dan sapuan kuas vibrationnya.Seni lukis susapto adalah sebuah cerita realitas kehidupanya di atas kanvas pesan pesan perasaan dan kehidupannya tertuang dalam kanvas. Hal ini ditunjukkan dengan dominannya dia melukis dalam kanvas yang ukurannya relatif besar. Dengan bidang kanvas seperti itu dia bisa puas menuangkan segala rasa pada dirinya saat itu.  Lukisan ini sunyi memancarkan rahasia kehidupan dan kematian. Tampilan garis garis ekspresif juga di tampilkan oleh susapto murdowo, Di lukisan ini Susapto menggunakan warna gelap karena ada alasannya warna gelap di gunakan susapto karena pada saat susapto menciptakan karya ini tahun 2007 susapto mengalami sebuah musibah kecelakaan yang mengakibatkan kakinya tidak bisa berjalan dengan normal. Pada saat itu susapto merasa tidak bisa apa apa dan akhirnya ia menciptakan karya lukis dengan kombinasi warna yang  gelap dan corak vibration ciri khas dari Susapto Murdowo. Dengan warna gelap tersebut dapat merasakan perasaan susapto murdowo yang merasa dirinya sudah tidak bisa apa apa. Penggabunngan berbagai warna yang senada membuat keserasian di dalam lukisan ini. Dan komposisi yang menjadi hal yang menambah daya tarik dari karya lukisan Susapto Murdowo, serta corak vibration ( getaran ) yang unik yang menjadi ciri khas dari semua lukisan Susapto Murdowo. Menilai karya seni bukan dari baik atau jelek, melainkan pemaknaan karya seninya karena ada banyak sekali aliran ( kriterianya ). Karya susapto murdowo ini merepresentasikan emosinya pada saat itu dengan ciri khas gaya lukisan vibrationnya. Menurut saya yang menjadi kekurangan dari karya lukis susapto ini adalah corak vibrationnya kurang begitu nampak tidak seperti karya karya susapto yang lainnya dengan kurangnya vibration yang tidak terlalu nampak sehingga mengurangi ciri khas dari setiap karya lukis yang diciptakannya.

Selasa, 05 Desember 2017

Tugas Kritik Seni - Ayuning Saras Permadi - 15206241026


Pelukis                         : Susapto Murdowo
Bahan                          : Cat Minyak
Tahun Pembuatan       : 2007

            Sapto Murdowo adalah seorang seniman yabgf bergaya ekspresionisme dengan sapuan abstrak dengan teknik plakat. Penggunaan warna dominan hitam, hijau, kuning, merah dan sebagainya. Karyanya yang abstrak mewakili vibrasi tentang gejolak kehidupannya.
            Karya Sapto Murdowo memiliki berbagai macam seperti karya yang stabil dalam penciptaannya. Namun adapula yang labil dan tidak dinamis. Dalam penciptaan gayanya yang tidak konsisten tersebut, Sapto memiliki sebab dari ketidak konsisten karya tersendiri, seperti pada kelemahannya dalam membuat goresan.
            Sapto di tahun 2007 jatuh sakit. Itu sebabnya karya-karyanya berbeda. Kehidupan yang dijalaninya menjadi lain, gejolak dalam hidupnya berubah. Karya yang diciptakan berbeda terlihat dari warna yang dipakai, garis yang ditorehkan, harmonisasi yang dituangkan. Warna yang dulu cerah dengan garis vibrasi yang menjadi penyalur kehidupannya terlihat gembira. Tidak ada keputus-asaan yang digambarkan dan tidak ada kesan sedih. Sehingga vibrasi yang ada dalam diri sapto berubah. Gelombang dan getaran bolak balik yang diciptakan menjadi berbeda.
            Vibrasi yang ada dalam diri Sapto dengan dirinya sendiri ia tuangkan kedalam lukisan yang dibuatnya. Tidak hanya Sapto salurkan kepada dirinta sendiri. Namun juga disalurkan melalui keluarganya, rekan kerjanya serta orang yang disekelilingnya. Sapto salurkan kedalam bentuk perlakuannya kepada mereka. Vibrasi-vibrasi tersebut juga mengalami tahap perubahan setelah Sapto jatuh sakit. Gelombangnya menjadi berbeda terlihat dari karya karya lukisnya. Sapto terlihat putus asa dan tidak bisa menghibur diri. Warna yang ia gunakan dalan lukisannya kusam serta monoton. Hal tersebut tak lain karena pengaruh kehidupannya terhadap karya-karyanya.

Jumat, 17 November 2017

Tugas Kritik Seni - Harits al hadi - 15206241036

Dissipated by Friction
Lukisan ini merupakan karya Sapto melalui cat minyak diatad canvas, goresan-goresannya berupa garis-garis yang tipis pada background dan garis tebal yang  mempertegas arah sapuan  pada background. Goresan-goresan membuatannya sangat berkesan mempertimbangkan harmonisdasi dan komposisi, sangat nampak dari perpaduan garis-garis yang berkelok jelok  rapi pada background. Warna-warna yang digunakan sangat soft pada background dengan garis tebal diatasnya yang kesanya menunjukan kemantapannya dalam kehidupannya
Lukisan Sapto bertajuk “Vibration” ini menonjolkan gelap terang di bagian background. Terlihat dari warna warna pada background yang terdiri dari berbagai warna. Pemilihan warna yang tampak mulai dari warna gelap ke terang seperti warna warna merah gelap, merah, merah muda, orange,dst yang terlihat sangat lah harmonis menunjukkan bahwa ada kemantapan dalam pemilih warna.


Lukisan Sapto ini memperlihatkan garis garis tebal yang memberi kesan tegas background, digoreskan secara acak dan namun menonjolkan keharmonisan ataupun kelembutan sama sekali. Beberapa hal tersebut bertentangan dengan goresan-goresan pada  sebelumnya ia ciptakan ke dalam background. Garis-garis tebal seakan-akan menimbulkan kemantaban atau menegaskan yang lembut tersebut  Perpaduan kontras memperlihatkan ekspresi yang tegas, ingin melawan, atau mengatur” suatu kelompok imajinatif yang tenang, lembut,  ataupun sesuatu yang telah teratur.

Kamis, 16 November 2017

Tugas Kritik Seni - DELLA DESTYA - 15206241033


      Lukisan Susapto Murdowo yang berjudul "Bias" diciptakan dengan media kanvas berukuran  30cm×40cm menggunakan cat minyak merupakan lukisan yang sangat berkesan karena lukisan tersebut menjadi mas kawin pernikahan Susapto dengan sang isteri. Bias merupakan simpangan atau belokan arah dari garis tempuhan karena menembus benda yang lain.

            Dalam karya tersebut, Susapto tetap konsisten dengan menggunakan ciri khasnya yaitu melukis dengan getaran yang terkesan halus. Pada lukisan tersebut Susapto menggunakan warna-warna seperti kuning yang membias, hijau dan merah kecokelatan. Perpaduan warna yang dipadukan dan background hitam menjadikan kesan getaran yang jelas dan lembut. Dalam karya ini kompisisi yang ditampilkan sangatlah bagus, pada bagian kanan dan kiri cukup seimbang akan tetapi tidak menimbulkan kesan yang monoton.

            Garis yang ditampilkan pada karya ini juga cukup tegas dan menimbulkan kesan tekstur yang halus pada setiap warna. Untuk pemilihan warna, Susapto tidak memilih warna-warna mentah yang pada saat dilihat tidak terlalu mencolok. Dan pada karya “Bias”  tersebut saya tidak melihat point of interest, tetapi yang menjadi point of interest yaitu pada keseluruhan karya itu sendiri. Namun tidak mengapa jika dalam sebuah pembuatan karya tidak ada Point of interest, karena Point of interest tidaklah terlalu penting dan bukan menjadi patokan baku untuk pembuatan sebuah karya.

Tugas Kritik Seni - Fahri Afrizal - 15206241035

Anxiety of  Life


“Anxiety of Life”
Susapto Murdowo
Oil On Canvas
2011



Anxiety of Life adalah lukisan Sapto yang dibuat pada tahun 2011 dengan menggunakan cat minyak diatas kanvas. Lukisan ini beraliran abstrak dengan ekspresi namun penuh perhitungan. Terbukti pada tiap tiap garis bergelombang yang konsisten. Dengan garis gelombang yang tegas, berliku, dan tajam namun menggunakan warna yang cenderung kalem dan cerah. Permainan komposisi terlihat pada lukisan ini. Latar belakang yang sederhana dengan warna yang lembut disisi atas dan samping harus ditimpa dengan garis gelombang zig-zag yang meliki beragam ukuran serta arah yang bebas dipadu dengan warna pastel dan vivid.
 Tidak seperti lukisan Sapto sebelumnya yang menampilkan garis lengkung dengan warna yang cenderung gelap. Lukisan ini menunjukan kegelisahan Sapto dalam hidupnya. Segala hal yang terjadi di dalam kehidupannya selama tahun 2011 maupun tahun-tahun sebelumnya sangat mempengaruhinya dalam melukis. Kegelisahan yang  membentuk sebuah gelombang yang berliku dan keras, serta warna yang saling berlawanan namun tetap cerah dan lembut bercampur aduk pada lukisan ini.
Garis zig-zag menunjukan dinamika kehidupan Sapto. Dimana dia dikenal sebagai seorang yang baik dan mudah bergaul, namun dengan kondisi yang kurang sehat setelah mengalami kecelakaan pada tahun 2007. Sapto harus mempertahankan semangatnya dan menyembunyikan rasa sakit yang dideritanya kepada rekan-rekan kerja serta para mahasiswanya. Pada garis zig-zag horizontal menunjukan suatu ketenangan yang semestinya ingin Sapto dapatkan dalam hidupnya. Sedangkan pada garis zig-zag vertical Sapto ingin menunjukan stabilitasnya serta kekuatan yang Sapto masih miliki dalam jiwanya. Pada lukisan ini Sapto benar-benar tidak ingin dipandang lemah oleh orang lain.
Kegelisahan Sapto tidak hanya berhenti pada garis dan gelombang pada lukisan ini. Warna yang Sapto gunakan juga terlihat ada yang mengganjal. Seperti warna hitam dan coklat tua yang berada diantara warna-warna yang lembut dan cerah. Semua yang Sapto rasakan maka Sapto tuangkan dengan warna-warna tersebut. Seperti halnya dalam kehidupan apabila hidup tanpa ada sesuatu yang berbeda maka hidup akan terasa membosankan, maka dari itu apabila lukisan ini hanya dipenuhi dengan warna pastel yang lembut akan terasa sangat biasa bahkan tidak menarik. Sapto ingin dirinya terlihat kuat dan berani namun tidak terlepas dari sifat yang sederhana.
Terlepas dari itu semua, lukisan ini sangat menginspirasi dan memotivasi bagi siapa pun yang mampu memaknai pesan yang di sampaikan Sapto dalam Anxiety of Life ini. Meskipun kondisi Sapto yang tidak begitu sehat dibanding  beberapa tahun sebelumnya, Sapto tetap melukis dengan teknik yang baik dan pengatur komposisi yang seimbang, serta kesabarannya membuat gelombang dengan berbagai bentuk dan arah sekaligus memperhatikan detail dalam pewarnaannya. Meskipun kebanyakan orang akan menganggap setiap karya Sapto adalah mutlak tanpa makna.



Tugas Kritik Seni - BAYU PURWAKANING ADJI NUGROHO - 15206241043


Peace Scratches

Sebuah lukisan yang diciptakan oleh Sapto. Dari segi pembuatan, lukisan itu dibuat dengan teknik dry brush menggunakan media kanvas dan cat minyak. Gaya dari lukisan itupun adalah abstrak. Walaupun abstrak, proses penciptaannya terlihat sudah dipersiapkan dengan baik, tercermin dari pemetakan bentuk yang pas dan seimbang serta perpaduan warna yang menarik yang didominasi dengan warna hijau. Karya lukis Sapto ini tersusun dari berbagai goresan, baik goresan yang dibuat secara spontan dan terukur. Secara spontan terlihat dari garis tebal tipis panjang yang dibuat dengan hentakan emosional, sehingga menghasilkan goresan yang artistik dan berirama mengikuti emosi sang pencipta karya. Goresan yang terukur bisa kita lihat dari cara Sapto membagi setiap blok warna dilukisannya.
Pada lukisan ini terdapat makna, ide yang cukup luas dan Sapto juga terkenal dengan “vibration of Sapto” yang berarti getaran, getaran yang dimaksutkan disini adalah getaran lingkungan sekitar beliau dalam artian emosional atau perasaan. Getaran yang Sapto rasakan adalah getaran positif dimana ketika pada terciptanya karya ini beliau paska mengalami kecelakaan. Menurut saya, lukisan ini menggambarkan suasana hati yang damai serta rasa syukur terhadap sang pencipta, tercermin dari penggunaan warna-warna yang sejuk dan dipadukan dengan goresan-goresan spontan yang bisa menggetarkan jiwa atau mampu menarik emosi sang penikmat seni (penonton karya) untuk masuk kedalam karyanya.
Sapto memang orang yang memiliki ambisi besar dalam kisah hidupnya. Beliau adalah sesosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam menjalani hidupnya. Karya-karyanya pun penuh dengan kesan perasaan beliau.


Tugas Kritik Seni - Randi Eko Putra - 15206241029


Judul karya : Out of the sphere colour
Nama Seniman : Susapto Murdowo
Bahan : Cat Minyak di atas Kanvas
Ukuran : 150 cm x 100 cm
Tahun Pembuatan : 2007

1.Deskripsi Karya
Karya lukis oleh Susapto yang berjudul”Out of the sphere colour” masih divisualisasikan dengan aliran abstraksionisme.Material subyeknya adalah garis-garis vibrasi dengan menggunakan unsur warna merah,kuning,hijau,dan hijau muda dengan dipadukan menjadi karya yang indah dengan dilukiskan oleh goresan kuas yang halus dengan arah garis yang tidak searah,seperti menuju kebawah,atas,kiri,dan kanan.
Media lukis Susapto adalah cat minyak yang dikerjakan di atas kanvas berukuran 150 cmx100 cm.Bentuk dari karya Susapto ialah abstrak,proses penciptaannya terlihat penuh persiapan dan cukup matang  terlihat dari hasil karya yang rapi,rumit,dan tertata.Susapto nampak asyik dengan bermain-main dengan kompoosi warna dan garis vibrasi yang menjadi gaya khas lukisannya.Susapto menjadikan karya lukisannya sebagai media penyampaian perasaan melalui torehan kuas di kanvas dengan pilihan warna-warna yang menjadi karakternya.

2.Analisis
Setiap karya seni selalu disampikan dengan bahasa karya seni,melalui tanda atau simbol.Yang disajikan kedalam karya,menganalisis sebuah karya perlu tahu bagaimana  kejadian yang melatarbelakangi penciptaan karya,intinya tahapan ini menguraikan kualitas unsur pendukung materi pembelajaran yang sudah dihimpun dalam deskripsi.
Representasi visual ditampilkan dengan bentuk abstrak yang tertata.Permainan garis vibrasi pada subyek lukisan penggunaan gelap terang warna juga sudah bisa memvisualisasikan gambaran perasaan yang terjadi.

3.Intepretasi
Dalam mendiskripsikan suatu karya  seni,pendapat orang membaca boleh sama tetapi dalam menafsirkan akan berbeda dikarnakan oleh perbedaan sudut pandang masing-masing.Dan setiap karya seni punya makna tersendiri yang ingin disampaikan dan kita membutuhkan intrpretasi untuk memaknainya.
Susapto tidak lepas dari garis vibrasinya,yang selalu menjadi subyek pada lukisannya.Dengan garis vibrasi dengan digambarkan kedalam lukisan sebagai makna perasaan antar manusia,yang menyimbolkan rasa kedamaian dan kelembutan,kedamaian itu bisa dirasakan sebagai contoh Susapto adalah sosok  seorang  bapak yang tidak suka marah walau masa mudanya senang berkelahi tetapi kenyataannya dia suka dengan kedamaian dan saat dalam keadaan dia sedang marah dia pun diam saja.Karna dia lebihsuka berfikir ketimbang meluapkan emosi.Dalam karya ini Susapto mengibaratkan perasaan seseorang dengan garis-garis vibrasi yang selalu berhubungan,menggambarkan satu orang atau lebih.

4.Penilaian                                                              
Dalam penilaian suatu karya seni bukan sekedar baik atau buruknya,benar atau salahnya melainkan tentang pemaknaan dan penyederhanaan suatu permasalahan yang terjadi dituangkan kedalam karya.Karya seni dapat dinilai dengan bermacam-macam kriteria dan aspek.Ada 4 katagori penyederhanaan karya seni menurut Barret,yaitu realisme,ekspresionisme,formalisme,dan instrumentalisme,karya Susapto kali ini,penilaian yang di gunakan akan digunakan ialah paham ekspresionilsme, yang bersifat subyektif penilaian suatu karya tidak hanya berdasar obyek yang dilukis tetapi juga menyangkut isi dan makna yang terkandung.
Karya seni tidak lahir dengan begitu saja,selalu berkaitan berdasarkan pengalaman yang terjadi di masa lalu yang menjadi suatu inspirai dalam pembuatan karya.Hasil karya yang menjadi representasi dari emosi-emosi modern seperti karya Susapto, yang ingin mempresentasikan perasaan yang terjadi dalam dirinya.

Tugas Kritik Seni - Bayu Santoso - 15206241040

Sapto Murdowo -Tired scratches-

Karya Sapto yang di buat pada tahun 2010 dengan judul Tired Scratches. Objek yang di dominasi garis garis serta warna warna dingin ini di ciptakan oleh Sapto dengan media cat minyak. Garis garis lengkung berjajar tak beraturan dengan di kombinasikan warna warna dingin seakan ada sesuatu yang ingin di sampaikan oleh si seniman .
Tired scratches, lukisan dengan visualisi abstrak dengan idea lukisan vibrasi. Vibrasi dapat diartikan sebagai getaran bolak balik dalam suatu ruang atau waktu. Getaran tersebut di gambarkan oleh Sapto melalui garis garis berjajar yang tak beraturan yang mengisi seluruh bidang kanvas. Garis garis lengkuk,tegak,putus putus yang dimana antara garis satu dengan yang lain saling terhubung ,saling menyatu dan terjadi tabrakan antara garis tersebut dan mengasilkan garis zig zag itulah vibrasi dari Sapto. Rasa yang terhubung melalui garis ke garis lain dan kembali ke garis awal seperti itulah maksud dari vibrasi Sapto

Rasa lelah Sapto akan kehidupani ia visualisakan melalui goresan goresannya, terlihat jelas dalam lukisan ini goresan tidak percaya diri Sapto .Garis putus seperti menggambarkan sudah tidak adanya harapan bagi beliau untuk hidup (pulih). Musibah yang menimpanya telah mengubur harapan Sapto untuk kuat dalam berkarya.Warna warna yang dimaikanpun terlihat suram tak ada lagi warna cerah yang menggambarkan harapan.Warna dan garis yang saling bertumpu dan bertabrakan menggambarkan kesan dramatis di lukisan yang berjudul Tired Scratches ini.

Rabu, 15 November 2017

Tugas Kritik Seni - Adhit Try Arvianto - 15206241050



Dissipated by Friction, lukisan ciptaan Sapto yang dibuat menggunakan cat minyak diatas canvas, terdiri dari perpaduan goresan yang membentuk garis-garis tipis (pada background) dan beberapa garis tebal yang seolah-olah mempertegas arah sapuan yang ada pada background. Goresan-goresan yang dalam proses pembuatannya sangat mempertimbangkan keharmonisan dan komposisi, terlihat dari perpaduan garis-garis yang melenggok-lenggok rapi (pada background). Warna-warna yang soft pada background dengan corak garis tebal diatasnya seakan memperlihatkan kemantapannya dalam menjalani hidup.
Lukisan Sapto yang bertajuk “Vibration” ini sedikit menonjolkan gelap terang pada bagian backgroundnya. Terlihat dari pemakaian warna pada background yang lebih dari satu warna. Pemilihan warna yang tampak mulai dari warna gelap ke terang (merah gelap, merah, merah muda, orange,dst) yang terlihat harmonis menunjukkan bahwa ia tidak “ngawur” dalam memilih warna.

Lukisan abstrak karya Sapto ini memperlihatkan garis tebal yang mempertegas background, digoreskan secara tidak rapi (Random) dan tidak menonjolkan keharmonisan ataupun kelembutan sama sekali. Sehingga seolah-olah hal ini bertentangan dengan goresan-goresan yang sebelumnya ia ciptakan ke dalam background. Garis-garis tebal tersebut seakan menimbulkan kesan mantab atau menegaskan yang lembut. Perpaduan kontras memperlihatkan suasana hati yang “tegas, ingin melawan, mengikuti, atau bahkan mengatur” suatu kelompok imajinatif yang “kalem”, lembut,  ataupun sesuatu yang telah teratur.

Selasa, 14 November 2017

Tugas Kritik Seni - Erliesta Neva Christy - 15206241055

Lukisan Susapto Murdowo ini berjudul "Bias" dengan media oil colour on canvas berukuran 30x40 cm. Karya tersebut dibuat untuk mahar pernikahannya sehingga karya ini termasuk karya berkesan menurut Susapto. Bias adalah sebuah penyajian bahan yang dipenuhi prasangka. Dikarya tersebut tampak ada berbagai macam warna, seperti warna hijau tua, kuning, coklat, dan hitam. Terlihat dikarya Susapto ini ada tekstur halus bergaris yang mengisi disetiap ruang warna. Disetiap goresan warna tampak warnya yang membias dan ada penekanan warna di bagian-bagian tertentu.
Seperti dilukisan Susapto yang lainya, lukisan ini juga bergaya abstrak dan terdapat goresan vibrasi, namun dilukisan ini warnanya tidak seperti warna pada karya-karya Susapto yang lainya. Lukisan ini lebih berwarna cenderung sedikit gelap dan hampir tidak ada warna terang, warna dasarnya pun berwarna hitam. Walaupun dilukisan terdapat warna kuning, namun kuning dilukisan tersebut berwarna kuning ke coklatan. Dan warna hijaunya pun berwarna hijau tua. Sehinga dikarya Susapto yang berjudul bias tersebut tampak dipenuhi prasangka.

Jumat, 10 November 2017

Tugas Kritik Seni - Tieneke Mediana - 15206241025


Vibrasi Rasa
Sapto Murdowo
Cat minyak di atas kanvas
2006

Dalam karya lukisan Sapto Murdowo, beliau merepresentasikan visual dalam bentuk ekspresionisme yaitu dengan teknik sapuan kuas kering yang bergaya abstrak dan detail dengan teknik plakat. Sapto Murdowo dalam menata komposisi garis dan warna yang diciptakan secara dinamis, statis, ekspresif. Goresan yang dibuat spontan dengan rasa emosional mengahsilkan artistik dan teliti pada karya. Dan terdapat bagian blok-blok yang menggunakan garis lengkung yang berarti terlihat kesan yang anggun.

Dalam karya ini Sapto Murdowo beliau memilih warna yang panas dan tajam seakan menyampaikan rasa putus asa, tanda kesedihan dan kesakitan yang disiratkan melalui sapuan kuas di kanvas. Dengan garis vertikal maupun horisontal yang dibuat dengan begitu teliti sehingga terciptanya sebuah getaran – getaran pada lukisan. Lukisan Sapto Murdowo memiliki konsep vibrasi (gelombang yang diciptakan bolak-balik) sehingga menghasilkan subyek yang unik terdapat getaran-getaran pada lukisan tersebut.

Fenomena atau gejala lainnya, Sapto Murdowo tidak pernah marah kepada anaknya mau pun kerabat terdekat. Bila Sapto Murdowo marah biasanya hanya diam saja dan meluapkan kemarahan di dalam lukisannya dengan sapuan kuas yang digoreskan secara ekspresi untuk menvibrasikan kepada orang tersebut supaya orang tersebut sadar dan tahu tanpa harus memarahi. Namun Sapto Murdowo sanggup menghadapi kenyataan hidup dengan cara apapun, juga menuangkan rasa getaran vibrasi dalam suatu karya untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapinya.


Hasil karya Sapto Murdowo berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakan kemudian direpresentasikan sebagai sumber inspirasi suatu karya lukis yang abstrak dengan warna yang sesuai dengan ide lukisan.

Tugas Kritik Seni - Fiki Fitriani - 15206241032


"Smooth Vibration"
Susapto Murdowo
Oil on kanvas
2007

A. Deskripsi
Lukisan ini terbagi atas background dan 4 garis lengkungan yang saling menyambung.lukisan ini di buat Susapto murdowo pada tahun 2007. Lukisan ini Memiliki point of interest yaitu bentuk lengkung yang berada di bagian paling atas dan juga lebih panjang.di ikuti lengkungan vertikal dan horizontal di bawahnya. Goresan kuas yang nampak jelas pada lukisan dengan masih di perlihatkan warna putihnya pada kanvas. Nampak goresan yang muncul keluar secara halus sehingga seperti menyatu pada background. Jadi lukisan ini saya beri judul "smooth vibrations". Lukisan ini di dominasi dengan warna biru dan kuning kecoklatan, biru untuk bentuk garis dan kuning kecoklatan untuk warna background. Dalam background juga terdapat warna biru muda di sebelah kiri dan warna cenderung bergradasi ke putih. Demikian pula pembagian bidang lukisan yang terbagi menjadi bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Unsur-unsur bentuk lengkungan di dalam lukisan di tata secara serasi dan harmonis.

B. Analisis formal
Lukisan Susapto murdowo bentuknya luwes, lemah gemulai mengikuti bentuk yang ritmis. Saya gambarkan menjadi Sebuah garis yang memiliki goresan yang muncul keluar sebagai getaran untuk bisa mempengaruhi yang lain, getaran yang juga mengikuti irama ruang sekelilingnya. Getaran yang tipis dan halus yang tidak mudah di ketahui oleh orang.  Lukisan ini memiliki arti bahwa dalam kehidupan memberi tindakan sedikit saja terhadap orang lain maka akan dapat mempengaruhi perasaannya. Lukisan ini memberi pelajaran berharga bahwa kehidupan yang harmoni akan menimbulkan getaran yang berada di sekelilinya. Hal ini di dukung oleh kemampuan pelukis  yang memadukan proporsi, keseimbangan,harmoni dan kesatuan. Cenderung bebas atau tidak terikat. Dan teknik yang di gunakan adalah teknik plakat.

C. Interpretatif

Pelukis Susapto murdowo adalah seorang yang pandai dalam mengelola kesalahannya dalam berkarya, jika dia salah dalam melukis atau salah memberikan warna dalam lukisannya maka dia tidak menggantinya akan tetapi dia akan mengelola kesalahan tersebut. Pelukis sapto murdowo adalah lulusan IPA yang membuat pelukis lebih banyak berfikir daripada mengekspresikan emosinya dalam lukisan-lukisannya. Jika melukis warna maka dia akan melukis warna itu sendiri dan tidak mewakilkan sesuatu atau dalam karya nya tidak memiliki filosofi tersendiri dalam karyanya tersebut. Pelukis lebih sering mencari bentuk yang paling sederhana. Pelukis Susapto murdowo adalah orang yang optimis, Pada tahun 2007 mngalami kecelakaan dan patah kaki. Itu menjadikan badanya lemah setelah kecelakaan, badan yang lemah karena setelah kecelakaan memang menjadi pengaruh pada karya-karyanya , karena ditambah lukisan yang berukuran besar membuatnya kesulitan dalam melukis, namun pelukis tidak pernah berpikiran jelek terhadap dirinya sendiri dan tetap optimis. Pelukis Susapto murdowo memiliki karakter gampang bergaul dan seorang yang percaya diri.

Tugas Kritik Seni - Dwi Rika Arisna - 15206241011


“Your Vibration Your Spirit”
Susapto Murdowo
Oil On Canvas
2011

A.      Deskripsi Karya
Lukisan yang berjudul “Your Vibration Your Spirit” ini dibuat pada tahun 2011, dengan media cat minyak di atas kanvas. Lukisan ini berisi goresan atau garis-garis yang konisten dan tampak seperti getaran. Gaya abstrak dan ekspresionisme merupakan ciri khas dari pelukis ini, terlihat dari lukisannya satu ini. Garis paada lukisan ini tidak beraturan dan bahkan ada yang saling tumpang tindih di beberapa bagian. Panjang setiap garis pun tak sama, namun tetap terlihat seimbang serta selaras dengan perpaduannya antara penggunaan warna-warna cerah dengan garis-garis sehingga menimbulkan kesan berani pada lukisan tersebut. Lukisan ini juga memiliki tekstur yang halus. Teknik yang digunakan pun cukup kasar sehingga menampilkan kesan tegas pada garis. Berbeda dengan lukisan lainnya yang biasanya lebih terkesan luwes,lukisan ini justru terlihat kaku, namun irama dari goresan garis-garis tersebut seakan memiliki makna.

B.      Interpretasi
Hampir seluruh karya dari Susapto Murdowo bertemakan garis, baik itu garis lurus,lengkung atau zig-zag. Konsep karyanya pun tak jauh dari konsep vibrasi yang kini sudah menjadi ciri khas dari pelukis tersebut. Vibrasi dapat dikatakan sebagai getaran yang ditimbulkan sangat keras dan tegas. Sifat dari vibrasi tersebut sangat terasa,dimana pada pembuatannya kita dapat membayangkan seorang pelukis tersebut menggoreskan atau menyapukan kuas mereka dengan lincah.Ditambah dengan pemilihan warna-warna cerah yang membuatnya semakin tampak berani. Dalam lukisan tersebut tampak warna cerah yang seakan-akan berusaha untuk menutupi warna yang gelap,sehingga warna cerahlah yang tampak dominan. Lukisan yang diberi judul “ Your Vibration Your Spirit” ini menjelaskan salah sedikit cerita motivasi kehidupan namun memberikan dampak yanga sangat besar. Garis yang tegas dan terkesan tajam dapat diibaratkan dengan sikap dan daya terhadap suatu permasalahan. Sedangkan warna-warna cerah dapat diibaratkan dengan macam-macam keindahan yang memberikan beragam kebahagiaan dan jauh lebih penting untuk diarasakan.



Tugas Kritik Seni - Dwi Ratna - 15206241004

Karya   : Susapto Murdowo
Judul    : Amorphous 2
Media : Oilcolour on Canvas
Size      : 90x80
Tahun  : 2007

Deskripsi karya

Karya di atas merupakan karya Sapto yang berjudul “Amorphous 2” di mana karya tersebut di buat pada tahun 2007 dengan media Oil Colour di atas Canvas dengan ukuran 90x80cm. Karya “Amorphous 2” tersebut dapat di katakan sebagai kelanjutan dari karya Sapto di mana pada karya yang pertama juga berjudul “Amorphous”. Ukuran pada kedua karya tersebut tidak berbeda jauh, begitupun dengan gaya yang di buat oleh Sapto selalu mengandung vibrasi pada setiap goresannya di mana gaya abstrak selalu ada pada dirinya dan vibrasi tersebut telah menjadi cirikhas Sapto, namun pada warna yang di goreskan memiliki perbedaan di mana pada lukisan “Amorphous 1” warna objek lebih terang dan goresan vibrasi pada karya masih mendominasi di bandingkan dengan karya “Amorphous 2” yang terlihat menjadi lebih redup dan untuk vibrasi tidak mendominasi karya lukisnya. Perbedaan lainnya terdapat pada goresan dari  kedua karya, dimana pada karya “Amorphous 1” goresan vibrasi masih mendominasi dengan warna-warna yang cukup terang serta goresan yang tegas. Sedangkan, pada “Amorphous 2” goresan yang di hasilkan berbeda karakter, ada yang vibrasi dan ada yang tidak, serta pada lukisan ini seakan muncul sebuah objek yang di tandai dengan garis hitam panjang pada beberapa bagian lukisan di mana hal tersebut belum muncul pada lukisan-lukisan yang sebelumnya. Pada lukisan “Amorphous 2” yang terdapat garis hitam di beberapa bagian lukisan seakan menceritakan bahwa dirinya kini sudah tidak bebas seperti dulu karna banyak hal yang sedang ada dalam fikiran Sapto, dimana pada tahun 2007 Sapto mengalami kecelakaan, dan mungkin hal tersebut yang mempengaruhi goresan pada lukisannya kini.

Tugas Kritik Seni - Arifin - 15206241027


·      
“My Paintbrush Vibration”
Susapto Murdowo
150x100 cm
Oil Colour on Canvas
2007

·         Dalam lukisan “My Paintbrush Vibration” Susapto seperti biasa melukis mengandalkan goresan kuas yang menjadi ciri khas di setiap lukisannya dan goresan tersebut digambarkan seolah seperti getaran.Di dalam karya di atas Susapto lebih banyak menekankan warna-warna primer meskipun ada sedikit komposisi warna sekunder dan terdapat pula warna hitam yang diletakkan di pojok kanan atas lukisan sebagai penyeimbang komposisi bagian bawah lukisan yang cenderung berwarna terang.Komposisi warna bagus tetapi ada hal yang mengganggu bagi saya dan itu diluar ciri khas goresan Susapto dan gaya lukisannya.Dulu lukisan Susapto terkenal dengan vibrationnya dan spontanitasnya dan bentuknya  yang abstrak juga goresannya berkarakter sama dalam satu lukisan.Namun dalam karya diatas ada garis memanjang yang membingkai sesuatu disebelah kiri dan kanan lukisan seolah-olah ingin ditampilkan sebuah objek dalam lukisan tersebut.Lukisan tersebut dibuat tahun 2007 dan di tahun tersebut adalah tahun paska Susapto mengalami kecelakaaan.Mungkin garis tersebut ingin mengungkapkan gerak goresan yang dia lakukan tak sebebas dulu karena terpukul dengan keadaan yang menimpanya saat itu dan dia mengungkapkannya melalui sebuah garis kontras yang tidak menjadi ciri khasnya.Hal itu adalah ungkapan perasaan Susapto yang ia tampilkan didalam lukisan,perasaan yang tidak pernah ia ceritakan kepada orang lain bagaimana yang dia rasakan sebenarnya.Dia dikenal sebagai pribadi yang periang oleh rekan-rekannya.Memang terjadi perbedaan goresan yang kontras terhadap lukisan Susapto paska dia mengalami kecelakaan.


Kamis, 26 Oktober 2017

Tugas Kritik Seni - Fadhel Akbar Fauzi -15206241049

Vibration in Nature


Pencerminan dari karyanya dari sebuah Vibration in Nature yang tercipta di setiap karya Susapto Murdowo mampu menyampaikan pesan tersendiri dalam setiap karyanya. Irama berupa getaran yang dinamis, statis, dan ekspresif. Membuat elemen saling berinteraksi satu sama lain, antara pemilihan bidang, warna, maupun garis. Terlebih dengan teknik vibration yang selalu melekat dalam penciptaan karyanya memberikan kesan tertentu. Vibration yang terbentuk dengan maksud untuk menghempaskan bentuk, dengan warna
Vibration in Nature memperlihatkan rasa dalam keserasian vibration adalah keunggulan karya Susapto, dimensi berupa getaran membuat sudut pandang baru dalam lukisan, sehingga setiap komponen pembentuk bidang, warna, dan garis selalu berbaur dalam harmonisasi. Perumpamaan gelombang yang diciptakan selalu terurai dalam perambahan pancaindra, setelah bertubrukan dengan pengolahan cipta, rasa, dan karsa Susapto. Representasi visual yang di berikan di dalam  lukisan ini memperlihatkan gaya tersendiri, getaran yang tercipta setelah terurai dengan maksud yang ingin di sampaikan.
Banyak benturan yang tercipta serta pola yang lebih dominan adalah lebih menonjolkan pola vertikal dan horizontal dengan lengkung yang berirama.
Warna yang lebih dominan menggunakan warna cerah, warna yang menyegarkan untuk memberi pencerahan dengan apa yang di berikan dengan getaran yang di berikan.
Analisis dalam penglihatan orang-orang terdekat Susapto Murdowo adalah orang yang berkepribadian yang tenang, berbeda sekali dengan karya yang di ciptakan oleh sapto itu sendiri. Itu menandakan bahwa pengungkapan hal yang tidak tersampaikan hanya bisa di wujudkan dengan karyanya itu sendiri. Pengaruh penciptaan salah satunya dari Isi Jogjakarta dan ITB Bandung, tempat susapto Murdowo belajar seni lebih mendalam.  Setelah belakangan Susapto Murdowo sempat mengalami musibah itu mempengaruhi karyanya dalam terakhir.

Tugas Kritik Seni - Devi fatmawati iskandar - 15206241057

“Untukmu Ibu”



Lukisan karya sapto murdowo yg berjudul “Untukmu Ibu” ini dibuat pada tahun 1986. Yang digarap menggunakan cat minyak pada kanvas.  Lukisan karya sapto murdowo ini menampilkan subject matter seorang wanita menggunakan kebaya motif bunga dengan rambut hitam memutih digelung sederhana. Warna-warna yang di gunakan pada subject metter adalah: putih, coklat, kuning, merah muda,  dan hitam yang berpadu sempurna memvisualisasikan gambar sesuai nyata Sesosok perempuan yang di sebut” Ibu” dalam judulnya. Pada lukisan ini  Subyek pendukung pada lukisan berupa kursi berwarna putih dan dinding dengan goresan nya yng khas membentuk vibrasi lembut mewakili jiwa dari sapto murdowo.
Pada lukisan “untukmu ibu” ini pelukis seakan mengungkapkan kerinduan yang amat mendalam pada sang ibu divisualisasikan sebuah karya untuk mengungkapkan kerinduan mendalam. Dengan memulaskan warna-warna kelabu yang sendu mewakili perasaan sang pelukis dalam bentuk sebuah penghargaan visual sebagai simbol ungkapan jiwa.  Melalui lukisan “untukmu ibu” sapto murdowo menunjukkan sisi lain dalam dirinya.  Berbeda dari karya-karya sapto murdowo yang menonjolkan getaran vibrasi dengan goresan-goresan tegas berirama yang khas. Lukisan “untukmu Ibu” ini merupakan persembahan terakhir untuk mengenang sang ibu yang takkan pernah tergantikan.

Senin, 23 Oktober 2017

Tugas Kritik Seni - Putri Amalia Pusparini - 15206241010

Kritik Seni Lukis Karya Sapto Murdowo


Deskripsi:
Lukisan ini saya beri judul “Vibration” lukisan ini merupakan karya Sapto Murdowo yang berukuran 150 x 100 cm dengan menggunakan cat minyak pada kanvas yang di buat pada tahun 2011. Ini adalah lukisan abstrak ekspresionisme yang pengerjaannya di buat secara rumit dan bebas oleh pelukisnya. Lukisan ini menampilkan obyek berbentuk vibrasi yang merupakan kumpulan dari goresan-goresan ekspresif. Bentuk vibrasinya beragam, ada yang vibrasinya terlihat kecil dan rumit ada pula yang vibrasinya berukuran lebih besar. Pelukis dapat mengharmonisasikan warna gelap dan cerah secara menarik dengan gaya abstrak ekspresionismenya yang begitu mencolok.
Analisis:
Dalam berkarya Sapto Murdowo memiliki ciri tersendiri, hampir di setiap karyanya memiliki konsep vibrasi. Pada lukisan ini di gores menggunakan kuas secara detail tetapi tidak pada seluruh bidangnya, jadi hanya mengumpul di tengah saja lalu semakin lama vibrasi yang di goreskan semakin besar dan luas. Lukisan ini cenderung fokus hanya pada suatu titik, ini terlihat Sapto Murdowo seperti sedang mengekspresikan sesuatu yang rumit dan ingin terbebas dari kerumitan tersebut. Menurut Bambang Prihadi selaku teman yang sudah mengenal beliau sejak lama, Sapto Murdowo ini merupakan pelukis abstrak yang bukan berawal dari alam. Karena kebanyakan pelukis abstrak adalah yang berangkat dari alam sekitar, mereka mengamati pemandangan alam kemudian di abstrakkan pada lukisan seniman tersebut. Tapi tidak dengan Sapto Murdowo, beliau pelukis abstrak yang berawal dari perasaan. Pada masa mudanya Sapto Murdowo sering membaca koran, dan sangat tertutup dengan teori dan sangat mengandalkan perasaannya saat berkarya. Tapi setelah disaranakan oleh Bambang Prihadi,  seiring berjalannya waktu beliau mulai membuka pikirannya untuk membaca buku-buku seni dan berdiskusi dengan Bambang. Apalagi setelah beliau kuliah lagi, beliau semakin terbuka untuk mempelajari teori. Kemudian setelah itu, beliau melukis tidak lagi hanya berdasarkan perasaan tapi juga menggunakan teorinya. Dengan menggunakan kedua ilmu tersebut, lukisan beliau dari yg sebelumnya vibrasinya kecil-kecil, sekarang menjadi lebih bebas dan luas. Dengan menggabungkan perasaan dan teori tersebut, karya Sapto Murdowo semakin terlihat ekspresif dan sangat menarik. Lukisan yang di hasilkan oleh Sapto Murdowo bukanlah sebuah lukisan abstrak yang memiliki filosofi yang aneh-aneh, tapi lebih kepada lukisan yang menunjukkan ekspresi dan perasaan yang sedang beliau rasakan.

Tugas Kritik Seni - Muhammad Fajar Trianto - 12206244029


Membingkai Kesedihan dalam vibrasi
Oil on canvas, 90 cm x 70 cm (2007)
Susapto Murdowo

Warna dan Goresan
                Dalam lukisan ini teridentifikasi ada beberapa warna-warna yang disajikan Sapto Murdowo sebagai tanda dirinya ada didalamnya, yaitu warna biru gelap adalah bagian penekannnya namun bukan sebagai pusatnya, maksudnya adalah ini sebagai dasar adanya hal lain yang akan muncul setelahnya, kemudian warna merah muda yang cenderung memudar dan warna kuning muda yang juga cenderung memudar, di letakan pada bagian tengah bawah dan menghilang ke atas, memberikan kesan seakan ada tarikan dari bawah keatas, tarikan dari benda tajam yang menyayat atau mencabik-cabik kesedihan yang membelenggu dan ingin mengeluarkan potensi kegembiraan yang terselimuti kesedihan tersebut.
                Dalam goresan tadi telah di tekankan seperti sebuah sayatan benda tajam yang sebenarnya sakit namun harus dilakukan karena demi terbitnya sebuah kegembiraan setelah terjadinya hal-hal buruk tersebut. Bisa dikatakan bahwa seharusnya setelah kesedihan akan muncul kegembiraan walau pudar dan samar-samar.
Membingkai Kesedihan dalam Vibrasi
                Lukisan yang berukuran 90 cm x 70 cm (2007), menurut kisahnya di buat saat masa-masa sakitnya Sapto Murdowo, oleh kerenanya memiliki warna-warna biru gelap yang ditampilkan sebagai penekanan bahwa kesedihan adalah keseluruhan kisah atau tokoh utama dalam karya lukisan yang kita coba beri judul kembali “Membingkai Kesedihan dalam Vibrasi” namun karena sedih selalu menyimpan hadiah besarnya yaitu kebahagiaan setelah mampu melewati masa-masa sulit ini, tercermin dari warna merah muda dan kuning muda namun lebih mendekati warna pudar, sehingga bisa disebut bahwa kebahagiaan itu masih terbawa sedikit kesedihan yang akhirnya mengendap. Secara teknis lukisan ini bisa disebut menggunakan aliran abstrak, berarti karya ciptaan yang sama sekali terbebas dari ilusi atas bentuk-bentuk di alam, tetapi secara lebih umum, adalah seni di mana bentuk-bentuk alam itu bukan berfungsi sebagai objek ataupun tema yang harus dibawakan, melainkan sebagai motif saja. Dari sini kita bisa melihat sebuah tanda vibrasi dan warna biru tua yang menjadikan sebuah pesan terhadap kita tentang kesedihan yang di alami Sapto dan seharusnya orang yang melihat lukisan ini akan memiliki getaran yang sama karena telah menerima vibrasi dari lukisan ini. Jika melihat goresannya secara sekilas seperti kulit yang tercabik-cabik dan melihatkan isi daging didalamnya yang berdarah merah dan berlendir getah kuning. Ada luka yang mungkin tak bisa sembuh semenjak ibunya meninggal, lalu dengan sakitnya Sapto ini menjadikan tanda adanya rasa putus asa dalam memahami timbal balik vibrasi dengan dirinya sendiri, kemudian goresan ini di tekankan pada warna kulit yang biru menghitam gelap sebagai bukti lukanya yang mengendap itu talah lama membengkak dan menjadikan vibrasi-vibrasi yang dirasakan pekat namun hilang setelah terbenturkan oleh apa yang terjadi pada dirinya sendiri.
Menjadi Rasa Sedih
                Dari lukisan Sapto Murdowo yang dibuat saat ia sakit jantung dan cedera kaki membuktikan bahwa ada semangat yang sebenarnya terus tumbuh namun bertolak belakang dengan kondisi fisik yang melemah, disini membuat sebuah dilema yang pelik karena ketika seorang pendidik sekaligus seniman ini tidak bisa bergerak enerjik dalam mengajar mahasiswanya juga berkarya seni maka memunculkan rasa frustasi bahkan depresi (lihat warna biru tua) apakah vibrasi ini penting ? atau apakah hidup itu hanya seperti ini ? mungkin tak ada jawaban yang pasti, kepastian itu kita dapat dari refleksi terhadap diri kita masing-masing.