Senin, 11 Desember 2017

Tugas Kritik Seni - Bachtiar Oktavianto - 15206241020

       “TUGAS KRITIK SENI”


Seniman                 : Susapto Murdowo
Judul Lukisan    ii : Amorphous 2
Ukuran             iiii : 90 x 80 cm
Media                     : Oil Color On Canvas
Tahun                iiiiiiii  : 2007

Dalam karya seni lukis yang di buat oleh Susapto Murdowo dengan judul Amorphous 2 yang berukuran 90 x  80 cm dengan menggunakan cat minyak yang di buat susapto tahun 2007. Proses penciptaannya terlihat penuh ekspresi dengan corak vibration ( getaran ) dengan warna yang cenderung gelap warna yang digunakannya. Ada yang menarik dari proses kreatif susapto murdowo ini setiap lukisannya mengalami perubahan dari karya- karya sebelumnya, perubahan ini menunjukan adanya benang merah yang menghubungkan antara karya susapto yang lama dengan yang baru. Itu tampak jelas jika di amati secara teliti dalam pilihan warna dan sapuan kuas vibrationnya.Seni lukis susapto adalah sebuah cerita realitas kehidupanya di atas kanvas pesan pesan perasaan dan kehidupannya tertuang dalam kanvas. Hal ini ditunjukkan dengan dominannya dia melukis dalam kanvas yang ukurannya relatif besar. Dengan bidang kanvas seperti itu dia bisa puas menuangkan segala rasa pada dirinya saat itu.  Lukisan ini sunyi memancarkan rahasia kehidupan dan kematian. Tampilan garis garis ekspresif juga di tampilkan oleh susapto murdowo, Di lukisan ini Susapto menggunakan warna gelap karena ada alasannya warna gelap di gunakan susapto karena pada saat susapto menciptakan karya ini tahun 2007 susapto mengalami sebuah musibah kecelakaan yang mengakibatkan kakinya tidak bisa berjalan dengan normal. Pada saat itu susapto merasa tidak bisa apa apa dan akhirnya ia menciptakan karya lukis dengan kombinasi warna yang  gelap dan corak vibration ciri khas dari Susapto Murdowo. Dengan warna gelap tersebut dapat merasakan perasaan susapto murdowo yang merasa dirinya sudah tidak bisa apa apa. Penggabunngan berbagai warna yang senada membuat keserasian di dalam lukisan ini. Dan komposisi yang menjadi hal yang menambah daya tarik dari karya lukisan Susapto Murdowo, serta corak vibration ( getaran ) yang unik yang menjadi ciri khas dari semua lukisan Susapto Murdowo. Menilai karya seni bukan dari baik atau jelek, melainkan pemaknaan karya seninya karena ada banyak sekali aliran ( kriterianya ). Karya susapto murdowo ini merepresentasikan emosinya pada saat itu dengan ciri khas gaya lukisan vibrationnya. Menurut saya yang menjadi kekurangan dari karya lukis susapto ini adalah corak vibrationnya kurang begitu nampak tidak seperti karya karya susapto yang lainnya dengan kurangnya vibration yang tidak terlalu nampak sehingga mengurangi ciri khas dari setiap karya lukis yang diciptakannya.

Selasa, 05 Desember 2017

Tugas Kritik Seni - Ayuning Saras Permadi - 15206241026


Pelukis                         : Susapto Murdowo
Bahan                          : Cat Minyak
Tahun Pembuatan       : 2007

            Sapto Murdowo adalah seorang seniman yabgf bergaya ekspresionisme dengan sapuan abstrak dengan teknik plakat. Penggunaan warna dominan hitam, hijau, kuning, merah dan sebagainya. Karyanya yang abstrak mewakili vibrasi tentang gejolak kehidupannya.
            Karya Sapto Murdowo memiliki berbagai macam seperti karya yang stabil dalam penciptaannya. Namun adapula yang labil dan tidak dinamis. Dalam penciptaan gayanya yang tidak konsisten tersebut, Sapto memiliki sebab dari ketidak konsisten karya tersendiri, seperti pada kelemahannya dalam membuat goresan.
            Sapto di tahun 2007 jatuh sakit. Itu sebabnya karya-karyanya berbeda. Kehidupan yang dijalaninya menjadi lain, gejolak dalam hidupnya berubah. Karya yang diciptakan berbeda terlihat dari warna yang dipakai, garis yang ditorehkan, harmonisasi yang dituangkan. Warna yang dulu cerah dengan garis vibrasi yang menjadi penyalur kehidupannya terlihat gembira. Tidak ada keputus-asaan yang digambarkan dan tidak ada kesan sedih. Sehingga vibrasi yang ada dalam diri sapto berubah. Gelombang dan getaran bolak balik yang diciptakan menjadi berbeda.
            Vibrasi yang ada dalam diri Sapto dengan dirinya sendiri ia tuangkan kedalam lukisan yang dibuatnya. Tidak hanya Sapto salurkan kepada dirinta sendiri. Namun juga disalurkan melalui keluarganya, rekan kerjanya serta orang yang disekelilingnya. Sapto salurkan kedalam bentuk perlakuannya kepada mereka. Vibrasi-vibrasi tersebut juga mengalami tahap perubahan setelah Sapto jatuh sakit. Gelombangnya menjadi berbeda terlihat dari karya karya lukisnya. Sapto terlihat putus asa dan tidak bisa menghibur diri. Warna yang ia gunakan dalan lukisannya kusam serta monoton. Hal tersebut tak lain karena pengaruh kehidupannya terhadap karya-karyanya.